Research gap adalah kekosongan atau celah dalam pengetahuan ilmiah yang belum diteliti secara memadai oleh studi sebelumnya. Celah ini dapat berupa ketidakkonsistenan hasil, keterbatasan cakupan geografis, kerangka teori yang belum berkembang, atau fenomena baru yang belum dijelaskan oleh literatur yang ada.
Menurut Sandberg dan Alvesson (2011),
> "A research gap is a problematization of existing literature and theories that reveals areas that are under-theorized, over-generalized, or inconsistent."
Sementara itu, Booth et al. (2008) menjelaskan bahwa mengidentifikasi research gap adalah proses penting dalam mengembangkan argumen ilmiah yang kuat dan menentukan kontribusi penelitian.
Contoh Research Gap
Judul Topik: Penggunaan Teknologi AI dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA)
Literatur Sebelumnya Menyatakan:
Sebagian besar penelitian fokus pada penggunaan AI dalam pembelajaran Bahasa Inggris, terutama melalui aplikasi seperti Duolingo, Chatbot berbasis NLP, atau adaptive learning.
Research Gap:
Belum banyak studi yang mengkaji implementasi teknologi AI dalam pengajaran Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, terutama dalam konteks interaksi budaya dan struktur bahasa yang kompleks. Selain itu, masih sedikit pendekatan berbasis AI yang dikembangkan secara lokal dengan mempertimbangkan konteks budaya Indonesia.
Potensi Penelitian Baru:
Studi ini akan mengembangkan dan menguji efektivitas prototipe chatbot AI yang dikustomisasi untuk pengajaran BIPA dengan pendekatan berbasis kearifan lokal dan struktur linguistik bahasa Indonesia.
Referensi
Sandberg, J., & Alvesson, M. (2011). Ways of constructing research questions: gap-spotting or problematization? Organization, 18(1), 23–44. https://doi.org/10.1177/1350508410372151
Booth, W. C., Colomb, G. G., & Williams, J. M. (2008). The Craft of Research (3rd ed.). University of Chicago Press.
Ridley, D. (2012). The Literature Review: A Step-by-Step Guide for Students. SAGE Publications.
Comments
Post a Comment