1. Pendahuluan
Dalam era penelitian kuantitatif modern, analisis hubungan antar variabel laten menjadi kunci untuk memahami mekanisme sebab-akibat yang kompleks. Salah satu metode yang banyak digunakan adalah Path Analysis atau Analisis Jalur, terutama ketika peneliti ingin mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Meskipun analisis jalur dapat dilakukan menggunakan SEM berbasis kovarians (seperti AMOS atau LISREL), pendekatan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) yang difasilitasi oleh perangkat lunak SmartPLS semakin populer karena sifatnya yang fleksibel terhadap data dengan distribusi tidak normal, ukuran sampel kecil, dan model yang kompleks (Hair et al., 2021).
Artikel ini membahas secara komprehensif konsep dasar, langkah analisis, dan interpretasi hasil Path Analysis dengan SmartPLS, serta memberikan panduan praktis bagi peneliti sosial, ekonomi, dan manajemen.
2. Konsep Dasar Path Analysis
2.1 Definisi Path Analysis
Path Analysis merupakan pengembangan dari regresi linear berganda yang digunakan untuk menganalisis hubungan sebab-akibat antara beberapa variabel secara simultan. Menurut Kline (2016), analisis jalur bertujuan untuk menguji model teoritis yang menggambarkan arah pengaruh antar variabel, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Model analisis jalur dibangun atas dasar teori kausalitas, yang direpresentasikan dalam bentuk diagram jalur (path diagram). Dalam diagram ini, arah panah menunjukkan hubungan kausal antar variabel. Misalnya, variabel X mempengaruhi Y secara langsung, dan juga secara tidak langsung melalui variabel Z (mediator).
2.2 Konsep Hubungan Langsung dan Tidak Langsung
-
Pengaruh Langsung (Direct Effect): Hubungan antara dua variabel tanpa melalui variabel perantara.
-
Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect): Hubungan yang terjadi melalui satu atau lebih variabel mediator.
-
Total Effect: Jumlah dari pengaruh langsung dan tidak langsung.
Secara matematis, jika mempengaruhi melalui , maka:
di mana adalah pengaruh langsung X terhadap Y, adalah pengaruh X terhadap Z, dan adalah pengaruh Z terhadap Y (Hayes, 2018).
3. PLS-SEM sebagai Pendekatan Path Analysis
3.1 Konsep PLS-SEM
Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) merupakan pendekatan berbasis varian yang berfokus pada prediksi dan eksplorasi hubungan antar konstruk laten (Hair et al., 2021). Berbeda dengan SEM berbasis kovarians yang menekankan model fit, PLS-SEM lebih menekankan pada validitas konstruk dan kekuatan hubungan antar variabel laten.
SmartPLS merupakan perangkat lunak populer untuk menjalankan PLS-SEM, dengan antarmuka grafis yang memudahkan pengguna untuk menggambar model, menjalankan estimasi, dan menginterpretasi hasilnya secara visual.
3.2 Keunggulan PLS-SEM dibanding SEM Kovarian
| Aspek | PLS-SEM (SmartPLS) | SEM Kovarian (AMOS/LISREL) |
|---|---|---|
| Tujuan utama | Prediksi & eksplorasi | Konfirmasi teori |
| Distribusi data | Tidak mensyaratkan normalitas | Harus normal multivariat |
| Ukuran sampel | Bisa kecil (30–100) | Umumnya besar (>200) |
| Estimasi parameter | Partial least squares | Maximum likelihood |
| Model kompleks | Sangat fleksibel | Terbatas pada model fit |
4. Komponen Model PLS-SEM
Dalam SmartPLS, model penelitian terdiri dari dua bagian besar:
-
Model Pengukuran (Outer Model): menjelaskan hubungan antara konstruk laten dan indikatornya.
-
Reflective model: indikator mencerminkan konstruk (misalnya: kepuasan → indikator: puas, senang, nyaman).
-
Formative model: indikator membentuk konstruk (misalnya: pendapatan, aset, utang membentuk kesejahteraan).
-
-
Model Struktural (Inner Model): menjelaskan hubungan antar konstruk laten (X → Z → Y).
5. Langkah-Langkah Path Analysis dengan SmartPLS
5.1 Langkah 1: Menyusun Model Konseptual
Langkah pertama adalah menyusun model konseptual berdasarkan teori atau hasil penelitian terdahulu. Misalnya:
-
X1: Kepemimpinan Transformasional
-
X2: Lingkungan Kerja
-
Z: Motivasi Kerja (Mediator)
-
Y: Kinerja Karyawan
Model hipotesis:
-
H1: X1 → Z
-
H2: X2 → Z
-
H3: Z → Y
-
H4: X1 → Y
-
H5: X2 → Y
5.2 Langkah 2: Menginput Data
Data diinput dalam format Excel atau CSV. Setiap kolom mewakili indikator, dan setiap baris mewakili responden.
Contoh:
| ID | X1_1 | X1_2 | X2_1 | X2_2 | Z_1 | Z_2 | Y_1 | Y_2 |
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| 1 | 4 | 5 | 3 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 |
| 2 | 3 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 |
5.3 Langkah 3: Menggambar Model di SmartPLS
-
Buat konstruk laten (bulatan) untuk X1, X2, Z, dan Y.
-
Tambahkan indikator (kotak persegi) sesuai variabel.
-
Hubungkan konstruk sesuai hipotesis (panah satu arah).
5.4 Langkah 4: Menjalankan Bootstrapping
Bootstrapping digunakan untuk menguji signifikansi jalur dan koefisien.
Parameter umum:
-
Jumlah bootstrap: 5000
-
Signifikansi: p < 0.05
Hasil utama yang diperhatikan:
-
Path Coefficient (β)
-
T-statistics
-
P-values
5.5 Langkah 5: Evaluasi Model Pengukuran
Evaluasi model pengukuran dilakukan untuk memastikan bahwa konstruk laten diukur dengan baik oleh indikatornya.
a. Reliabilitas Indikator
-
Outer Loading > 0.7 → indikator reliabel.
-
Jika 0.4–0.7, dapat dipertimbangkan untuk dihapus jika meningkatkan AVE.
b. Reliabilitas Konstruk
-
Cronbach’s Alpha > 0.7
-
Composite Reliability (CR) > 0.7
c. Validitas Konvergen
-
Average Variance Extracted (AVE) > 0.5
d. Validitas Diskriminan
-
Kriteria Fornell-Larcker: nilai akar kuadrat AVE lebih besar dari korelasi antar konstruk.
-
HTMT ratio < 0.85 (Hair et al., 2021).
5.6 Langkah 6: Evaluasi Model Struktural
Model struktural menunjukkan hubungan antar konstruk.
a. Koefisien Determinasi (R²)
-
Mengukur seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependen.
-
0.75 = kuat
-
0.50 = moderat
-
0.25 = lemah
-
b. Predictive Relevance (Q²)
-
Mengukur kemampuan prediksi model (nilai > 0 menunjukkan relevansi prediktif).
c. Effect Size (f²)
-
Menunjukkan pengaruh relatif konstruk:
-
0.02 = kecil
-
0.15 = sedang
-
0.35 = besar
-
d. Signifikansi Jalur
Nilai T-statistics > 1.96 (p < 0.05) menunjukkan bahwa jalur signifikan.
5.7 Langkah 7: Uji Mediasi dan Moderasi (Opsional)
Mediasi
Jika Z memediasi hubungan X → Y:
-
Uji signifikansi jalur X → Z dan Z → Y.
-
Hitung pengaruh tidak langsung (X → Z → Y).
-
Mediasi signifikan jika indirect effect signifikan (Hair et al., 2021).
Moderasi
Tambahkan variabel interaksi (X*Moderator) untuk melihat efek moderasi.
6. Contoh Hasil Output SmartPLS
6.1 Evaluasi Outer Model
| Konstruk | Cronbach’s Alpha | CR | AVE | Kesimpulan |
|---|---|---|---|---|
| X1 | 0.82 | 0.88 | 0.62 | Valid |
| X2 | 0.85 | 0.90 | 0.67 | Valid |
| Z | 0.79 | 0.86 | 0.60 | Valid |
| Y | 0.83 | 0.88 | 0.61 | Valid |
Semua indikator memiliki outer loading > 0.7, sehingga model pengukuran dinyatakan reliabel.
6.2 Evaluasi Inner Model
| Jalur | Koefisien (β) | T-stat | P-value | Keterangan |
|---|---|---|---|---|
| X1 → Z | 0.45 | 5.12 | 0.000 | Signifikan |
| X2 → Z | 0.32 | 3.87 | 0.000 | Signifikan |
| Z → Y | 0.40 | 4.90 | 0.000 | Signifikan |
| X1 → Y | 0.28 | 2.60 | 0.009 | Signifikan |
| X2 → Y | 0.15 | 1.90 | 0.058 | Tidak signifikan |
Nilai R² untuk Z = 0.56, R² untuk Y = 0.64, artinya model memiliki kekuatan prediktif yang moderat hingga kuat.
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja (Z) memediasi sebagian hubungan antara kepemimpinan transformasional (X1) dan kinerja karyawan (Y), sedangkan pengaruh lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja lebih lemah.
7. Interpretasi dan Diskusi
Hasil Path Analysis dengan SmartPLS memberikan gambaran yang lebih kaya dibanding regresi sederhana karena mampu mengidentifikasi pengaruh langsung dan tidak langsung secara bersamaan. Dalam contoh di atas:
-
Kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung yang signifikan terhadap kinerja.
-
Lingkungan kerja lebih memengaruhi motivasi kerja dibanding kinerja secara langsung.
-
Motivasi kerja terbukti menjadi mediator penting antara kepemimpinan dan kinerja.
Interpretasi ini penting dalam konteks manajerial: untuk meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan tidak hanya perlu memperbaiki lingkungan kerja, tetapi juga memperkuat kepemimpinan yang inspiratif dan memotivasi.
8. Kelemahan dan Keterbatasan
Meskipun PLS-SEM memiliki banyak keunggulan, terdapat beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan:
-
Tidak fokus pada model fit global, sehingga kurang cocok untuk penelitian konfirmatori murni.
-
Sensitif terhadap kesalahan spesifikasi model, terutama pada model formatif.
-
Hasil koefisien tidak sepenuhnya dapat diinterpretasikan secara kausal tanpa dukungan teori yang kuat.
Karenanya, Path Analysis dengan SmartPLS paling tepat digunakan pada penelitian eksploratif, model prediktif, atau saat data tidak memenuhi asumsi SEM kovarian.
9. Kesimpulan
Path Analysis dengan SmartPLS merupakan metode yang efektif dan fleksibel untuk menganalisis hubungan sebab-akibat antar konstruk laten dalam penelitian kuantitatif. Dengan keunggulannya yang tidak mensyaratkan normalitas data dan mampu menangani ukuran sampel kecil, SmartPLS menjadi pilihan ideal bagi peneliti sosial, ekonomi, dan manajemen.
Langkah-langkah utama yang harus diperhatikan mencakup:
-
Menyusun model teoritis yang kuat,
-
Memastikan validitas dan reliabilitas konstruk,
-
Mengevaluasi model struktural melalui nilai R², f², Q², dan signifikansi jalur,
-
Menginterpretasikan pengaruh langsung dan tidak langsung dengan mengacu pada teori dasar.
Dengan pendekatan sistematis dan teori yang mendukung, Path Analysis dengan SmartPLS mampu memberikan pemahaman mendalam tentang mekanisme hubungan antar variabel dan membantu pengambilan keputusan berbasis bukti.
Referensi (APA 7th Edition)
-
Hair, J. F., Hult, G. T. M., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2021). A Primer on Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) (3rd ed.). Sage Publications.
-
Hayes, A. F. (2018). Introduction to Mediation, Moderation, and Conditional Process Analysis: A Regression-Based Approach (2nd ed.). The Guilford Press.
-
Kline, R. B. (2016). Principles and Practice of Structural Equation Modeling (4th ed.). The Guilford Press.
-
Sarstedt, M., Ringle, C. M., & Hair, J. F. (2020). Partial least squares structural equation modeling. In Handbook of Market Research (pp. 1–47). Springer.
-
Wong, K. K. K. (2019). Mastering partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) with SmartPLS in 38 hours. iUniverse.
-
Chin, W. W. (1998). The partial least squares approach to structural equation modeling. In Modern Methods for Business Research (pp. 295–336). Lawrence Erlbaum Associates.
Komentar
Posting Komentar